TIPS MERAWAT KESEHATAN KEUANGAN DI TENGAH PANDEMI

by - 05.45



Selama pandemi 2 tahun ini, bisa dibilang hampir setiap bulannya kami selalu mengevaluasi pengeluaran dan pemasukan kami. Tak jarang kami mengalami minus keuangan karena omset yang tidak menentu belakangan ini, sedangkan kebutuhan lainnya terus berjalan dan meningkat. Situasi ini membuat kami terus berpikir dan berusaha keras agar bisa bertahan selama pandemi. Berapa kali uang yang kami tabung pernah terpakai kembali untuk modal usaha, sampai akhirnya tabungan kami susah terkumpul atau stuck. 

Sekarang mungkin kami masih bisa bertahan, tapi kalau dibiarkan terus kedepannya seperti ini, tentu keuangan kami tidaklah sehat. Setelah melaluinya, ada beberapa tips yang kiranya cukup membantu financial kami di saat pandemi sekaligus merawat kesehatan keuangan, diantaranya: 

1. Catat Pengeluaran Harian  


Percaya tidak percaya, setiap harinya kita pasti mengeluarkan uang untuk sekedar beli makan, berbelanja, transportasi, dan kebutuhan yang tidak terduga. Contoh, hari ini saya tidak masak karena sibuk bekerja dan mengurus anak, sehingga saya perlu mengeluarkan uang untuk beli makan. Tak jarang saya bisa habis Rp 50.000,- setiap harinya untuk sekedar beli makan. Belum lagi ketika BBM untuk kendaraan habis, dan anak saya tiba-tiba jatuh sakit, tentu kami perlu mempersiapkan biaya ke dokter serta obat-obatnya. Dengan adanya catatan pengeluaran harian, tentu kami akan lebih bisa mengevaluasi pengeluaran dan tau seberapa besar pengeluaran kami setiap bulannya, bila terlalu boros tentu bulan berikutnya kami akan lebih berhemat lagi. 

2. Menabung Lebih Banyak Pada Saat Omset Naik 


Tak selamanya berjualan selalu ramai pengunjung, ada kalanya dalam 1 atau 2 minggu selalu sepi dan ga cukup untuk kebutuhan harian. Oleh sebab itu, penting untuk menabung lebih banyak saat omset sedang melejit. Seperti saat pemasukan di bulan 1 sedang bagus, lalu bulan berikutnya mendadak turun, tentu penghasilan di bulan 1 ini akan menutupi penghasilan di bulan berikutnya yang sedang turun. Oleh sebab itu bila omset sedang naik, usahakanlah untuk menyisihkan lebih banyak, dan mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting, karena kita tidak akan tau kapan kita akan sepi pengunjung, sedangkan tagihan barang dan bulanan selalu datang. 

3. Hitung Pengeluaran Bulanan Wajib  


Kebutuhan rumah tangga seperti tagihan listrik, air, pajak, bpjs, indihome dan belanja keperluan rumah tangga atau bahan masakan tentu menjadi pengeluaran wajib setiap bulannya. Penting untuk mengetahui berapa pengeluaran wajib kita setiap bulannya guna disisihkan langsung setelah mendapat gaji/penghasilan agar tak mengganggu uang yang lain seperti uang tabungan. Setelah tau pengeluaran bulanan wajib, segera pisahkan uang yang kembali diputar ke modal usaha, dan uang untuk di tabung. 

4. Gajih Diri Sendiri, Tentukan Limit Sendiri   


Mengatur uang untuk kebutuhan pribadi di tengah perekonomian yang terbatas tentu tidaklah mudah. Saya harus pandai membaginya sedikit untuk sekedar membeli pembersih wajah, masker, ataupun item favorit saya di salah satu e-commerce. Walaupun beberapa e-commerce saat ini menawarkan  kemudahan berupa pay later atau beli sekarang bayar nanti, saya masih enggan menggunakannya untuk sekedar kebutuhan pribadi. 

Prinsipnya, ketika saya punya budget sekian ya saya beli, karena banyaknya limit kredit yang ditawarkan adalah jumlah uang yang nantinya akan dibayar juga. Sadar ga sadar, kemudahan pay later kadang membuat orang kalap berbelanja atau lupa mana yang benar-benar kebutuhan atau impulsive buying. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan limit pengeluaran dalam berbelanja setiap bulannya, semisal dalam sebulan maksimal uang yang kita keluarkan untuk belanja pribadi adalah Rp 500.000,- begitu pula untuk bulan berikutnya dan seterusnya. 

5. Selalu Sisihkan Pendapatan Berapapun Itu


Walaupun terbatas, tidak ada salahnya untuk menyisihkan sedikit dari jumlah penghasilan kita, bisa mulai Rp 10.000,- per hari juga tidak masalah. Ini berguna untuk membentuk saving habits. Kita bisa mulai menyimpannya di celengan atau di dompet khusus, hal ini dilakukan guna untuk menutupi keperluan yang tidak di sangka atau bisa dibilang dana darurat, misalnya anak yang tiba-tiba sakit. Walaupun sedikit, percayalah jumlah ini akan sangat berarti bila sudah terkumpul, terlebih disaat kita benar-benar membutuhkannya atau disaat perekonomian tidak memungkinkan untuk bertahan. Bila dalam jangka waktu lama dana ini tidak terpakai, uangnya bisa kita gunakan untuk menambah modal usaha atau diinvestasikan.  

6. Mulailah Investasi Reksadana 


Dari sekian banyaknya jenis investasi yang sedang hits di era digital sekarang seperti crypto salah satunya, saya tetap lebih memilih menggunakan reksadana. Alasannya simple, karena menurut saya reksadana lah yang paling pas untuk kebutuhan kami saat ini. Kami memutuskan untuk memulai berinvestasi sedikit dengan sisa tabungan yang kami miliki. Hanya dengan Rp 100.000,- saya sudah bisa berinvestasi melalui aplikasi Bibit Reksadana. Khususnya bagi pemula seperti saya yang masih ingin main aman dalam berinvestasi dengan resiko yang minim. 

Salah satu hal yang membuat saya memilih Bibit sebagai sarana investasi saya adalah karena Bibit memiliki fitur Robo Advisor yang bisa membantu kita untuk memilih jenis investasi yang tepat. Selain itu bisa investasi bareng teman juga melalui fitur terbarunya Bibit Bareng. Sangat mudah, praktis, tanpa ribet, cepat, dan tentunya aman karena Bibit sudah terdaftar & diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Terlebih, uang yang kita investasikan ke Bibit Reksadana akan disimpan di Bank Kustodian, yang mana artinya andaikan Bibit tutup sekalipun, uang kita akan tetap aman dan bisa dicairkan kapan saja dengan mudah. Yuk, mulai aja dulu! 

7. Jangan Terpengaruh Sosial Media 


Tips yang terakhir ini susah susah gampang, karena kalau kita lihat influencer, kaum sosialita, mereka seolah-olah bisa mempengaruhi kita untuk kepingin juga membeli sesuatu seperti yang mereka miliki dengan berbagai benefit atau yang biasa disebut worth to buy. Ingat, ga semuanya perlu kita beli ya & pastikan kita membeli sesuatu yang sesuai dengan kemampuan kita. Inilah pentingnya untuk self control & saving habits. 

Bila dilihat kaum sosialita atau influencer lebih senang berinvestasi melalui barang branded seperti tas. Secara kelas sosialnya, tentu investasi tas branded lebih penting karena selain sebagai penunjang fashion, memiliki tas branded pun tentu tak rugi-rugi juga karena peminatnya cukup banyak dan harganya yang semakin tinggi. 

Lalu, apakah ini bisa dijadikan investasi yang layak untuk masa depan? Menurut saya, investasi tas branded lebih cocok dijadikan sebagai investasi yang berdasarkan hobi atau investasi tambahan setelah memiliki investasi utama. Apalagi, ketika kemarin sempat mendengar kisah salah satu influencer yang tas brandednya dicuri saat berlibur ke Bali. Balik lagi, untuk sekarang saya lebih senang investasi reksadana di aplikasi Bibit, karena tentunya sesuai dengan kemampuan saya, dan lebih minim risiko. Terlebih, kebaikan investasi reksadana di Bibit adalah  kita bisa menentukan tujuan investasi, aman, dan pastinya terpercaya. 

Itu dia beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk merawat kesehatan keuangan di tengah pandemi, semoga kita semua bisa bertahan melewati pandemi ini, dan semoga sebentar lagi ada titik terang bahwa pandemi akan segera berakhir. Jaga kesehatan diri, jaga kesehatan keuangan demi hidup yang lebih baik!




You May Also Like

0 komentar

Thankyou for visiting my blog :) Don't forget to click notify me, if you want to comment this post and I will reply it soon ^^

PENTING!!! Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup saat berkomentar. Komentar yang berisi link hidup, spam, promosi & jualan akan di hapus. Thankyou